Cinque Terre

2012/11/13

KECERDASAN KOGNITIF


Pengertian kognitif.
Kognitif dapat diartikan kemampuan verbal, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari (Gunarti dkk., 2010: 2.24). Menurut Piaget, kemampuan kognitif berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan (http://id.wikipedia.org/wiki/ Teori_perkembangan_kognitif).

Kemampuan kognitif merupakan salah satu bagian dari hasil pengalaman belajar. Gunarti dkk. (2010), mendeskripsikan bahwa pengembangan kognitif seorang anak yang telah berusia  satu tahun dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan pada anak untuk lebih banyak berbicara, mempraktikkan keterampilan baru, mengeksplorasi tempat-tempat baru, bermain dengan beragam alat permainan, menyimak cerita dan melihat-lihat buku bergambar.

Perkembangan kognitif.
Perkembangan kognitif merupakan perkembangan dari pikiran (mind). Pikiran merupakan bagian-bagian otak yang digunakan untuk bernalar, berpikir, dan memahami sesuatu. Setiap hari, pemikiran anak akan berkembang ketika mereka belajar tentang orang-orang yang ada di sekitarnya, belajar berkomunikasi, dan mencoba mendapatkan lebih banyak pengalaman lainnya.

Howard Gardner, seorang psikolog Hardvard University, berdasarkan penelitiannya, menyimpulkan bahwa setiap anak dilahirkan dengan membawa delapan jenis kecerdasan, dengan kadar yang berbeda-beda untuk masing-masing kecerdasan. Delapan jenis kecerdasan, yang kemudian berkembang menjadi sembilan jenis kecerdasan adalah sebagai berikut:

a.Kecerdasan linguistik, merupakan kemampuan untuk menggunakan bahasa dan kata-kata.
b.Kecerdasan logis-matematis, merupakan kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika, memahami, dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir.
c.Kecerdasan visual spasial, merupakan kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang.
d.Kecerdasan musikal, merupakan kemampuan seseorang yang peka terhadap suara-suara non verbal yang berada di lingkungan sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan ritme.
e.Kecerdasan kinestetis, merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.
f.Kecerdasan intrapersonal, merupakan kemampuan seseorang untuk peka terhadap dirinya sendiri.
g.Kecerdasan interpersonal, merupakan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain.
h.Kecerdasan naturalistik, merupakan kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, senang berada di lingkungan alam yang terbuka, seperti pantai, gunung, cagar alam, dan hutan.
i.Kecerdasan eksistensional, merupakan kemampuan untuk menempatkan diri dalam lingkup kosmos terjauh dengan makna hidup, makna kematian, nasib dunia, jasmani maupun kejiwaan, dan dengan makna pengalaman mendalam seperti cinta dan kesenian (Gunarti, dkk. 2010: 2.26).

Tujuan pengembangan kemampuan kognitif anak usia 4-5 tahun.
Gunarti, dkk. (2010: 2.26), mengemukakan bahwa tujuan pengembangan kognitif untuk anak usia pra sekolah (termasuk didalamnya usia 4-5 tahun) adalah sebagai berikut:
 
a.Belajar dan pemecahan masalah.
Anak diharapkan dapat lebih fokus dalam memperoleh dan menggunakan informasi, sumber belajar dan penalaran. Ketika anak mengobservasi kejadian di sekeliling mereka, anak dapat menanyakan sesuatu, membuat pernyataan, membuat prediksi, dan mengetes pemecahan masalah yang mungkin.
b.Berpikir logis.
Anak diharapkan dapat mempertemukan dan memiliki pengalaman yang baik terhadap suatu informasi dengan membandingkan, membedakan, mengelompokkan, mengatur, mengukur, dan memahami pola-pola. Ketika anak menggunakan kemampuan berpikir logis, mereka akan belajar mengorganisasikan dunia mereka secara konseptual dan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang bagaimana sesuatu dapat bekerja.
c.Berpikir menggunakan simbol.
Anak diharapkan dapat menggunakan objek dengan sesuatu cara yang unik, seperti menggunakan sapu sebagai kuda atau bangku sebagai mobil. Kegiatan “bermain pura-pura” seperti ini akan mendukung kemampuan representasi.
Menurut  Bloom  dkk.  (Arifin, 2009:21), “hasil belajar   dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor”. Setiap  domain disusun  mulai  dari  yang  sederhana  sampai  dengan  hal  yang komplek, dari yang mudah sampai yang sulit dan dari yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak. Dalam penelitian ini hasil belajar dibatasi pada domain kognitif saja. 
Bloom dkk. (Arifin, 2009:21) menjelaskan domain kognitif sebagai berikut:
Domain kognitif (cognitive domain) memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu:
1)Pengetahuan (knowledge),yaitu jenjangkemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.
2)Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntutpesertadidikuntukmemahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.
3)Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tatacara ataupun metode, prinsip, teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
4)Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didikuntuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.
5)Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara  menggabungkan berbagai faktor.
6)Evaluasi  (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut pesertadidik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.


------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber:
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gunarti, W, dkk. (2010). Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.


http://id.wikipedia.org/wiki/ Teori_perkembangan_kognitif.

No comments:

Post a Comment