Cinque Terre

2012/10/30

PENGERTIAN BERBICARA

Istilah berbicara sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Ucapan “selamat pagi pak guru”, merupakan contoh berbicara. Dalam KBBI (Kridalaksana, 1996:144), berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa, atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan) atau berunding.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 1983:15).

Dari kedua teori di atas, berbicara adalah kegiatan lisan berupa bercakap (berdialog), menyampaikan pikiran, dan menyampaikan argumentasi. 

Teori berbicara.
Indra dkk., (Solchan, 2010) mengungkapkan bahwa kegiatan mengungkapkan isi hati kepada orang lain kita kenal dengan sebutan komunikasi. Komunikasi tersebut dapat berlangsung secara lisan dan tulisan. Komunikasi lisan mencakup aktivitas menyimak dan berbicara, sedangkan secara tertulis mencakup kegiatan membaca dan menulis.

Berdasarkan pendapat diatas, kita mengetahui bahwa hubungan keempat aktivitas keterampilan berbahasa tersebut (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) sangat erat. Kita tahu bahwa berbicara, merupakan wujud dari aktivitas lisan dalam komunikasi.

Komunikasi yang efektif tidak hanya berkaitan dengan apa yang dikatakan seseorang, tetapi juga pada bagaimana cara mengatakannya. Pada waktu seseorang akan berbicara, terlebih dahulu akan terbentuk pesan di kepala orang itu. Apabila saatnya tiba, pesan itu dilontarkan menjadi perkataan yang kemudian didengar komunikasinya (Solchan, 2010:11.8).

Jadi apa yang diungkapkan seorang anak yang dihasilkan oleh pikiran otaknya, merupakan bentuk komunikasi anak tentang apa yang dirasakan oleh dirinya. Komunikasi ini menjadi komunikasi yang efektif bila orang diajaknya berbicara mampu menangkap apa yang ia maksudkan.

Menurut Tarigan (1990:157), butir-butir atau komponen yang selalu terlibat dan mempengaruhi pembicaraan adalah: pembicara, pembicaraan, penyimak, media, sarana penunjang, dan interaksi. Harold D. Lasswell (Indra,2002:7) menawarkan sebuah model proses komunikasi, kemudian dikenal sebagai model lasswell. Menurutnya, komunikasi adalah proses penyampaian pesan komunikator (comunicator, source, sender) kepada komunikan (comunicant, receiver, recipient) melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Dari paparan teori diatas, berbicara memiliki lima komponen pembangunnya, yaitu komunikator, pesan/ topik pembicaraan, komunikan, media dan efek. Bila kelima hal itu ada, maka telah terjadi proses komunikasi yang lengkap.

Menurut Mulyati (2009:1.11), ada beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara:

1. Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas, sehingga pendengar dapat membedakannya.

2. Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi secara jelas dan tepat, sehingga pendengar dapat memahami ucapan pembicara.

3. Menggunakan bentuk, urutan, serta pilihan kata yang tepat.

4. Menggunakan ragam bahasa yang sesuai situasi. 


5. Berupaya agar kalimat utama jelas bagi pendengar.


==================================
Sumber: 
  • Kridalaksana, Harimurti. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Mulyati, Sri. (2009). Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
  • Sulchan, TW. (2010). Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. 
  • Tarigan, Djago. (1990). Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Buku 1: Modul 1-6. Jakarta: Dirjen Dikti. Depdikbud.

No comments:

Post a Comment